PKM Mahasiswa Universitas Pamulang Soroti Dampak Bullying di SMAS Nusantara Plus

Rabu, 24-06-2025 | 12:17:14



KOTA TANGSEL, BANTEN EKSPLORE — Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pamulang menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMAS Nusantara Plus, Tangerang Selatan.


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak bullying dan pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan sekolah. Kegiatan PKM tersebut dilaksanakan para mahasiswa pada Kamis, 8 Mei 2025.


Dengan mengusung tema "Pencegahan dan Penanggulangan Bullying: Dampak bagi Pelaku dan Korban di Kalangan Remaja", para mahasiswa memberikan edukasi serta pendampingan kepada siswa-siswi dalam bentuk diskusi interaktif dan penyampaian materi.


“Di balik keceriaan suasana sekolah, masih ada realitas yang sering terabaikan, yaitu fenomena bullying. Tindakan ini tidak hanya menimbulkan luka fisik, tapi juga menyisakan trauma psikologis mendalam,” ujar Shalvino Jassya sebagai ketua pelaksana ketua PKM kepada Banteneksplore.com. Selasa, 24 Juni 2025.


Menurut pemaparan, bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti secara fisik, emosional, atau mental.


Bentuknya beragam, mulai dari ejekan, kekerasan fisik, hingga tekanan psikologis yang terus-menerus. Bahkan, praktik perundungan juga merambah ke ruang digital melalui cyberbullying.


“Korban bullying cenderung menarik diri, kehilangan motivasi belajar, dan mengalami gangguan psikologis seperti cemas hingga depresi. Banyak dari mereka memilih diam karena takut atau merasa tidak punya tempat mengadu,” lanjutnya.


Kegiatan PKM ini disambut antusias oleh para siswa. Mereka aktif berpartisipasi dalam diskusi dan menunjukkan semangat untuk menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya.


“Kami ingin menjadi suara bagi teman-teman yang selama ini memilih diam,” ujar salah satu siswa SMAS Nusantara Plus.


Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap pihak sekolah turut berperan aktif dalam menciptakan budaya yang sehat dan aman bagi siswa. “Sekolah perlu membangun sistem yang mendorong empati, menghargai perbedaan, serta menyediakan ruang pengaduan yang aman dan nyaman,” tambahnya.


Mereka juga mengajak guru dan orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan sikap siswa, agar upaya pencegahan dapat dilakukan sejak dini.


“Bullying bukan hanya persoalan individu, tetapi juga tanggung jawab bersama. Jika ingin sekolah menjadi rumah kedua yang aman, maka budaya diam harus diganti dengan budaya peduli,” tutup Shalvano


(Mufid)

by admin

Rekomendasi Berita

Fenomena Alam, Air Jernih Mengalir dari Akar Pohon Beringin di Desa Tapos Tigaraksa
Rabu, 25-06-2025 | 11:24:02
Baca Selengkapnya...
DPRD Kota Tangerang Desak Penyelesaian Proyek Apartemen Paragon
Rabu, 25-06-2025 | 08:07:07
Baca Selengkapnya...
PKM Mahasiswa Universitas Pamulang Soroti Dampak Bullying di SMAS Nusantara Plus
Rabu, 24-06-2025 | 12:17:14
Baca Selengkapnya...
Kasus Tanah, Hakim Tolak Eksepsi Kuasa Hukum Charlie Chandra Dalam Putusan Sela
Selasa, 24-06-2025 | 16:35:41
Baca Selengkapnya...

Alamat Redaksi : Kampung Tegal Baju, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

media ditulis | Redaksi | Info Iklan | Tentang Kami,

© Copyright 2024